Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta Maret 2025
A.Perkembangan Ekspor
Nilai ekspor Jakarta Maret 2025 mencapai US$ 1.385,53
juta atau terkontraksi 8,13 persen dibanding Februari 2025. Dibandingkan Maret
2024 nilai ekspor naik sebesar 21,48
persen.
Ekspor migas Maret 2025 senilai US$ 3,38 juta, naik
sebesar 134,14 persen dibanding Februari 2025, atau naik 15,25 persen
dibandingkan ekspor Maret 2024.
Ekspor nonmigas Maret 2025 senilai US$ 1.382,15 juta,
turun 8,27 persen dibanding Februari 2025, atau naik 21,50 persen dibandingkan
Maret 2024.
Peningkatan nilai ekspor komoditas terbesar Maret 2025
dibandingkan Februari 2025 adalah alas kaki sebesar US$ 45,48 juta (18,64
persen). Sementara itu penurunan nilai
ekspor komoditas terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$
184,83 juta (minus 53,01 persen).
Menurut sektor, seluruh nilai ekspor sektor nonmigas
mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, dimana sektor industri
pengolahan mengalami penurunan sebesar
US$ 115,27 juta (minus 7,94 persen), diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan,
dan perikanan yang mengalami penurunan sebesar US$ 9,25 juta (minus 16,99
persen), dan sektor pertambangan dan lainnya yang mengalami penurunan sebesar
US$ 0,04 juta (minus 99,99 persen) persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Ekspor terbesar pada Maret 2025 adalah ke Amerika Serikat
yaitu US$ 191,67 juta, disusul Tiongkok US$ 130,40 juta, dan Singapura US$
98,95 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 30,39 persen.
B.Perkembangan Impor
Nilai impor Jakarta Maret 2025 mencapai US$ 5.973,46
juta, naik 1,05 persen dibandingkan Februari 2025 atau naik 9,79 persen
dibandingkan Maret 2024.
Impor migas Maret 2025 senilai US$ 270,51 juta, naik 6,58
persen dibandingkan Februari 2025 atau naik 5,22 persen dibandingkan Maret
2024.
Impor nonmigas Maret 2025 senilai US$ 5.702,95 juta, naik
0,80 persen dibandingkan Februari 2025 atau naik 10,02 persen dibandingkan
Maret 2024.
Peningkatan nilai impor komoditas terbesar Maret 2025
dibandingkan Februari 2025 adalah bahan kimia organik sebesar US$ 28,28 juta
(19,37 persen). Sementara itu, penurunan
nilai impor terdalam adalah besi dan baja sebesar US$ 28,89 juta (minus 8,06
persen).
Menurut klasifikasi golongan penggunaan barang (BEC),
nilai impor barang konsumsi meningkat sebesar US$ 64,25 juta (9,31 persen) pada
Maret 2025, diikuti oleh peningkatan impor barang modal sebesar US$
47,03 juta (3,04 persen). Sebaliknya,
impor bahan baku/ penolong mengalami penurunan sebesar US$ 49,23 juta (minus 1,34 persen).
Tiga negara pemasok barang impor terbesar pada Maret 2025
adalah Tiongkok US$ 2.452,27 juta (41,05 persen), Jepang US$ 657,94 juta (11,01
persen), dan Thailand US$ 423,74 juta (7,09 persen).